BAB I
MEYAKINI
KITAB-KITAB ALLAH
MENCINTAI AL-QUR’ĀN
A.
Pengerian Iman Kepada
Kitab-kitab Allah Swt
Iman
kepada kitab Allah berarti percaya dan yakin
dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Rasul-Nya. Ajaran yang terdapat di dalam
kitab tersebut disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup agar dapat
meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Diturunkannya
kitab-kitab Allah ini merupakan anugerah bagi manusia. Mengapa demikian?
Manusia dikaruniai akal dan pikiran sehingga dapat mengkaji ilmu pengetahuan
yang ada di dalamnya. Kitab-kitab Allah tersebut juga dapat memberi jalan keluar
terhadap setiap masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Dengan adanya
kitab-kitab Allah ini, manusia dapat membedakan mana yang benar (haq) dan mana
yang salah (batil), mana yang bermanfaat dan mana yang mengandung mudarat.
Seandainya
kita tidak mempunyai pedoman yang datangnya dari Allah tentu kita tidak akan pernah mengetahui keberadaan, keesaan, dan keagungan Allah. Demikian juga
dengan orang-orang terdahulu. Mereka mendapatkan informasi mengenai keesaan
Allah melalui Kitab Allah tersebut. Tanpa dibimbing oleh Kitab Allah, kita juga
akan melakukan penyembahan yang sesat dan
tindakan-tindakan sesuka hati. Tanpa Kitab Allah sudah pasti akan membuat kita
berada dalam kegelapan. Ibarat orang yang berjalan kita berjalan tanpa mengetahui
arah dan tidak mempunyai tujuan. Jika demikian, apa yang akan terjadi? Tentu
kita akan tersesat, bukan?
Untuk
lebih memahami hal tersebut, perhaikanlah
Firman Allah dalam Q.S. al-Māidah /5 : 16 berikut :
Arinya : “Dengan kitab
itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang
mengikui keridlaan-Nya
ke jalan keselamatan
dan (dengan kitab
itu pula) Allah mengeluarkan
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya dan menunjukkan ke
jalan yang lurus.” (Q.S. al-Māidah /5 :
16)
B.
Nama-nama Kitab Allah Swt.
dan Rasul Penerimanya
Ada
4 kitab yang diturunkan oleh Allah ke dunia ini. Allah juga memberikan
nama-nama untuk kitab-kitab-Nya tersebut. Secara berurutan mulai dari yang
tertua keempat kitab yang wajib kita yakini adalah : Taurat, Zabur,
Injil, dan al-Qur’ān.
1.
Kitab Taurat (diturunkan
pada abad ke-12 SM)
Kitab
Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa pada abad ke-12 SM. Nama Taurat berarti hukum atau syariat. Pada saat
itu Nabi Musa diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada bangsa Bani Israil. Oleh
karena itu, tepat sekali kalau kita meyakini bahwa kitab Taurat diperuntukkan
sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi kaum Bani Israil saat itu. Adapun bahasa
yang digunakan dalam kitab Taurat adalah bahasa Ibrani.
Sebagai
muslim kita sangat meyakini akan keberadaan kitab Taurat ini. Kita meyakini bahwa kitab Taurat benar-benar
wahyu dari Allah Swt. Keyakinan ini diperkuat oleh keterangan-keterangan yang
ada di dalam al-Qur’ān. Salah satunya adalah yang tertuang dalam Firman Allah dalam
Q.S. Al-Mu’minun/23 : 49 berikut ini :
Arinya :
“Dan sungguh, telah
Kami anugerahi kepada
Musa Kitab
(Taurat), agar
mereka (Bani Israil)
mendapat petunjuk. “
(Q.S. al-
Mu’minūn/23 : 49 )
Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa
untuk bangsa Bani Israil (kaum Yahudi) agar mereka senantiasa berada dalam jalan
kebenaran. Perhaikan kisah mengenai Nabi Musa a.s. mendapatkan wahyu dari Allah
berikut :
Adapun
pokok-pokok ajaran yang ada dalam Kitab
Taurat yang diturunkan di Bukit Sinai tersebut adalah
sebagai berikut:
a.
Perintah untuk mengesakan Allah.
b.
Larangan menyembah
patung/ berhala.
c.
Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia.
d.
Perintah menyucikan hari Sabtu.
e.
Perintah menghormati kedua orang tua.
f.
Larangan membunuh sesama manusia.
g.
Larangan berbuat zina.
h.
Larangan mencuri.
i.
Larangan menjadi saksi palsu.
j.
Larangan mengambil hak orang lain.
2.
Kitab Zabur (diturunkan pada
abad ke-10 SM)
Kitab Zabur diturunkan Allah kepada Nabi Daud untuk
bangsa Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab ini diturunkan pada abad 10 SM di
daerah Yerusalem. Adapun kitab ini ditulis dengan bahasa Qibi.
Firman
Allah Swt. :
Arinya : “Dan Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan
kelebihan kepada sebagian Nabi-nabi
atas sebagian (yang
lain), dan Kami
berikan Zabur kepada Dawud. “ (QS. Al-Isrā/17 :55).
3.
Kitab Injil (diturunkan pada
abad ke-1 M)
Kitab
Injil diturunkan kepada Nabi Isa pada permulaan abad 1 M. Kitab Injil
diwahyukan di daerah Yerusalem. Kitab ini ditulis pada awalnya dengan
menggunakan bahasa Suryani. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa a.s., yakni kaum
Nasrani.
Firman
Allah Swt. :
Arinya :
Dia (Isa) berkata,
“Sesungguhnya aku hamba
Allah. Dia memberiku Kitab
(Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang
nabi.” Q.S.
Maryam/19 : 30)
Kitab Injil berisi ajaran pokok yang sama dengan
kitab-kitab sebelumnya. Namun, ada yang menghapus sebagian ajaran Kitab Taurat
yang sudah tidak sesuai dengan zaman itu. Secara umum Kitab Injil berisi
tentang :
a.
Perintah untuk kembali mengesakan Allah Swt.
b.
Membenarkan keberadaan Kitab Taurat.
c.
Menghapus beberapa hukum dalam Kitab Taurat yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
d.
Menjelaskan bahwa kelak akan datang kembali rasul
setelah Nabi Isa a.s., yaitu Nabi Muhammad saw. (di samping ada di Kitab Injil, penjelasan ini juga terdapat dalam
Kitab Taurat)
Kitab Injil menjadi pedoman bagi para pengikut
agama Nasrani agar melaksanakan hukum-hukum Allah Swt. yang dibawa oleh Nabi
Isa a.s. Nabi Isa mengajarkan agar kaumnya taat kepada hukum-hukum Allah dan tidak
terlena dengan gemerlap harta dan dunia.
4.
Kitab al-Qur’ān (diturunkan
pada Abad ke-7 M, kurun waktu tahun 611-632 M)
Kitab al-Qur’ān merupakan kitab yang diturunkan
Allah kepada Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Kitab Suci
al-Qur’ān diturunkan Allah sebagai penyempurna dan membenarkan kitab-kitab
sebelumnya.
Firman
Allah Swt. :
Arinya: “Dia menurunkan Kitab (al-Qur’ān)
kepadamu (Muhammad)
yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab)
sebelumnya,
dan menurunkan Taurat dan
Injil.” (Q.S. Ăli ‘Imrān/3 : 3)
Setelah
wahyu pertama yang diturunkan di Gua Hira tersebut, turunlah wahyu-wahyu
berikutnya sampai seluruhnya diturunkan oleh Allah Swt.
Secara
umum pokok-pokok ajaran yang terkandung dalam
al-Qur’ān
adalah :
a.
Aqidah (keyakinan), yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan keyakinan, seperti mengesakan Allah dan meyakini malaikat-malaikat Allah
Swt.
b.
Akhlak (budi
pekerti), yaitu berkaitan dengan pembinaan akhlak mulia dan menghindari akhlak
tercela.
c.
Ibadah, yakni yang berkaitan dengan tata cara
beribadah seperti śalat, zakat, dan ibadah yang lainnya.
d.
Muamalah, yakni berkaitan dengan tata cara berhubungan
kepada sesama manusia.
e.
Tarikh (sejarah), yaitu kisah orang-orang dan umat
terdahulu.
C.
Kitab Allah Sebagai Petunjuk
bagi Manusia
Kitab-kitab
yang diturunkan Allah kepada manusia melalui para utusan-Nya dimaksudkan agar
dijadikan petunjuk bahwa keberadaan manusia di muka bumi. Karena manusia
diciptakan oleh Allah, maka hanya kepada-Nya manusia menyembah. Allah
menciptakan manusia dengan penciptaan yang sempurna. Manusia diberi akal, hati nurani, dan nafsu. Hal ini dimaksudkan
agar manusia bisa menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana tujuan
diciptakannya. Berkaitan dengan hal ini, manusia diberi petunjuk dan pedoman
bagaimana harus menjalani kehidupannya di dunia.
Allah
memberikan pedoman yang berisi hal-hal baik yang harus dilakukan dan meninggalkan
hal-hal buruk atau tercela. Pedoman dan aturan ini tidak dimaksudkan untuk
mengekang manusia, justru sebaliknya
dimaksudkan agar kebahagiaan manusia di dunia ini menjadi sempurna. Kesempurnaan
kebahagiaan yang dimaksud adalah manusia dapat merasakan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
D.
Al-Qur’ān Sebagai Kitab Suci
Umat Islam
Al-Qur’ān
merupakan kitab suci dari Allah yang terjamin kemurniannya. Maksudnya, sejak
awal diturunkan sampai sekarang bacaan
al-Qur’ān dan isinya tidak mengalami perubahan, baik penambahan maupun pengurangan.
Sedangkan kitab-kitab sebelumnya yang ada sekarang sudah tidak murni lagi.
Allah
telah menjamin kemurnian al-Qur’ān ini
sebagaimana tertuang dalam Firman-Nya :
Arinya: “Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan al-Qur’ān dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya “. (Q.S.
al-¦ijr/15 : 9).
Al-Qur’ān
tidak hanya terjaga secara tertulis dalam mushaf seperti yang kamu lihat
sehari-hari. Al-Qur’ān juga terjaga dalam
hati dan pikiran para penghafal al-Qur’ān yang jumlahnya jutaan. Dalam
sejarah tercatat bahwa al-Qur’ān tidak diturunkan sekaligus kepada Rasulullah saw.
Seluruh ayat-ayat al-Qur’ān diturunkan secara bertahap, sedikit demi sedikit
dan berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari atau + 23
tahun. Jumlah surat dalam al-Qur’ān sebanyak 114
surat. Sedangkan diinjau dari masa turunnya, ada yang diturunkan sebelum hijrah
ke Madinah dinamakan surah Makiyyah dan ada diturunkan setelah hijrah ke
Madinah yang disebut surah Madaniyyah.
Umat
Islam yang menjadikan al-Qur’ān sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari
sudah tentu akan menjadikan hidupnya terarah dan selamat sampai tujuan hidup
yang sebenarnya, yakni bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Sebagai umat
Islam, kita harus mencintai al-Qur’ān dan bertekad untuk menjaga serta mengamalkan
isinya.
E.
Perbedaan Kitab dengan Suhuf
Wahyu-wahyu
Allah yang diterima oleh para rasul dalam perkembangannya ada yang dibukukan
berbentuk kitab dan ada yang tidak dibukukan atau berbentuk suhuf yaitu lembaran-lembaran
terpisah. Namun, keduanya sama-sama berisi Firman Allah yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul.
Keterangan
yang menyatakan bahwa suhuf itu benar adanya adalah Firman Allah berikut ini :
Arinya :“Sesungguhnya ini
terdapat dalam kitab-kitab
yang dahulu, yaitu) kitab-kitab
Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’lā/87 : 18 – 19 ).
Secara
rinci para Nabi dan Rasul yang menerima Suhuf dari Allah adalah :
1.
Nabi Idris menerima sebanyak 30 suhuf.
2.
Nabi Syis menerima sejumlah 50 suhuf.
3.
Nabi Ibrahim menerima 10 suhuf.
4.
Nabi Musa menerima 10 suhuf.
Antara
kitab dan suhuf mempunyai persamaan dan
juga perbedaan. Persamaannya adalah keduanya sama-sama Firman Allah yang diturunkan
kepada para rasul-Nya. Adapun perbedaan antara kitab dan suhuf antara lain :
1.
Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf.
2.
Bentuk dari kitab sudah dibukukan, sedangkan suhuf
masih berbentuk lembaran-lembaran yang terpisah.
3.
Kitab biasanya berlaku lebih lama daripada suhuf.
F.
Hikmah Beriman kepada Kitab
Allah
Allah
menurunkan kitab-kitab-Nya di dunia ini dengan cara diwahyukan kepada Rasul-Nya. Tentunya hal ini dapat
memberikan hikmah atau manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk Allah di alam
semesta ini. Manusia yang mengaku beriman harus berusaha mengambil hikmah dari
kitab-kitab Allah tanpa meragukannya.
Adapun
hikmah yang dapat diambil dari adanya kitab-kitab Allah sebagai berikut:
1.
Memberikan petunjuk kepada manusia mana yang benar dan
mana yang salah.
2.
Pedoman agar manusia tidak berselisih dalam menentukan
kebenaran.
3.
Memberikan informasi sejarah kehidupan orang-orang
terdahulu. Hal ini bisa menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi umat manusia
saat ini.
4.
Manusia menjadi tahu betapa besarnya perhaian dan
kasih sayang Allah kepada para hamba dan makhluk-Nya.
5.
Manusia yang beriman akan dapat mengetahui dan
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena di dalam kitab dijelaskan
tentang perilaku yang baik dan buruk.
6.
Mensyukuri segala anugerah dan nikmat Allah, termasuk
pemberian petunjuk yang benar melalui kitab-kitab-Nya.
7.
Hati manusia menjadi lebih tenteram dan menambah ilmu pengetahuan.
8.
Memiliki sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab
Allah memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, selalu menghormati, dan menghargai orang lain bahkan
pemeluk agama lain.
9.
Meningkatkan kesabaran dalam menerima cobaan, ujian,
dan musibah, serta selalu bersyukur atas nikmat dan anugerah yang diberikan
oleh Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar